Perwakilan media online saat pertemuan dengan Divis Humas Mabes Polri
METROPOS.ID, SEMARANG – Tim Humas Mabes Polri melaksanakan audiensi dengan
Audiensi yang di pimpin oleh Kombes Pol Barung tersebut juga dihadiri oleh Kombes Pol Bagas Nugroho, SIK., Kombes Pol Gatot Repli Handoko, SIK., dan Kabidhumas Polda Jateng Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna serta perwakilan dua media online di Semarang.
Adapun Kehadiran Tim Humas Mabes Polri ini langsung disambut hangat Ketua Miksemar Rahmulyo Adi Wibowo, Wakil Ketua Didik Agus Riyanto, Ketua Divisi Sigap Reni Fararis, Ketua Rumah Donasi Tulus Hadisetianto, dan Sekertaris Miksemar Dee siregar.
Dalam acara yang digelar santai tersebut, Ketua Miksemar Rahmulyo Adi Wibowo, menyampaikan maraknya akun fake di Medsos (media sosial) Facebook yang mengatasnamakan Miksemar. Bahkan akun-akun fake (palsu) tersebut menggunakan logo milik Miksemar.
Masalah ini menjadi serius sebab akun-akun palsu tersebut tak memiliki filter sehingga konten-konten yang seharusnya tidak layak tayang dengan mudah dapat diakses. Misalnya konten pornografi, radikalisme dan isu-isu sara.
Atas keluhan tersebut Tim Humas Mabes Polri menyampaikan langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan kasus ini.
“Tentu yang pertama harus dilakukan yaitu membuat laporan polisi, sebab itu jadi dasar kita dalam melakukan tindak lanjut penyelidikan,” kata Kombes Pol F. Barung Mangerang, SIK.
Sampai saat ini ada sekitar 15 akun palsu di medsos Facebook yang menggunakan dan mengatasnamakan Miksemar.
Di sisi lain Barung menyampaikan, akun-akun Facebook seperti Miksemar adalah mitra Kepolisian dan Pemerintah dalam menyampaikan pesan- pesan moral kepada masyarakat.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Iskandar, menyampaikan, dirinya sangat berterima kasih atas kedatangan rekan-rekan dari Miksemar dan rekan Media yang hadir.
“Kami dari Polda Jateng memberi apresiasi pada Miksemar karena sudah membantu Polri dalam menyampaikan pesan-pesan moral pada masyarakat”, pungkasnya.
Di era milenial seperti sekarang banyak bertebaran medsos baru, anak kecil sampai nenek-nenek semua eksis di medsos, ironinya medsos saat ini seperti kehilangan filter sehingga mudah disusupi paham radikal dan Isu sara.
Masyarakat terutama para orang tua dituntut pandai dalam memilah dan memilih informasi medsos. Lalai sedikit Paham Radikal bisa mencuci otak anak – anak yang bermedsos tanpa pengawasan orang tua. Apabila masyarakat bijak bermedsos maka medsos dapat menjadi pemersatu bangsa, sebaliknya apabila masyarakat tak dapat menyaring informasi dari medsos maka sangat dimungkinkan medsos akan menjadi media pemecah belah bangsa. (Adi/Hms/Red).
Komentar