oleh

Bangkit Membangun Asa, Komunitas Difabel KINASIH Candisari Beri Pelatihan Anggota

Foto : Komunitas difabel KINASIH Kec. Candisari berfoto bersama dengan menunjukkan hasil karyanya. (ft.had).

METROPOS.ID || SEMARANG – Keadilan dan perhatian bagi seluruh masyarakat adalah merupakan hal yang telah diregulasikan secara normatif. Namun pandangan masyarakat tentang difabel masih mengkonstruksikannya pada posisi yang berbeda, bahkan menganggap kurang menguntungkan. Hal ini tidak hanya tampak aktualisasi krisisnya kultur masyarakat, namun menjadi pengaruh dan polemik struktural.

Hal inilah yang menjadi semangat bagi KINASIH (Keluarga Inklusi dan Disabilitas Candisari Hebat) menggugah kelompok minoritas disabilitas di wilayah Kec. Candisari, Kota Semarang bangkit membangun asa dengan segala keterbatasan yang dimiliki dengan berkarya dan berusaha untuk maju dan berkembang tanpa harus bergantung pada keluarga ataupun lingkungan sekitarnya.

Kemandirian dan kepercayaan diri harus dibangun dengan meletakkan semangat dan kayakinan sebagai pondasi dasar untuk bangkit dan berkembang menjadi pribadi yang mandiri tanpa harus merendahkan diri dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki. Masalah yang sering dihadapi difabel diantaranya adalah kesulitan dan keterbatasan fisik, kesulitan mendapatkan pekerjaan, kesulitan komunikasi, merasa diasingkan, keterbatasan mental dan fisik serta kurang percaya diri.

Ditambah, sebagian masyarakat masih memilik pandangan yang negatif terhadap penyandang disabilitas, dibuktikan bahwa anggapan kaum disabilitas itu lemah dan tidak berdaya yang merupakan public stigma, meski faktanya tidak demikian.

Dalam rangka menghimpun dan membangun kembali tali silaturahmi yang sempat terputus beberapa tahun sebelumnya, KINASIH Kec. Candisari, dikukuhkan dengan disahkannya Kepengurusan KINASIH menjadi sebuah komunitas inklusi difabel melalui Surat Keputusan (SK) Camat Candisari pada 7 September 2024 lalu.

Diusia yang baru lahir satu bulan lalu, KINASIH Candisari bergerak bersama Pemerintah Kec. Candisari melaksanakan pelatihan khusus bagi penyandang disabilitas dengan membuat sabun.

Sebanyak 40 difabel yang tergabung dalam keluarga KINASIH mengikuti kegiatan tersebut, dengan menghadirkan narasumber Siti Fatimah Khusaini dari komunitas difabel Gading Semar Pedurungan, bertempat di Balai Kec. Candisari, Semarang, Kamis (24/10/2024) siang.

Ninik, panggilan sehari-hari Siti Fatimah Khusaini, memberikan pembekalan dan pelatihan komunitas difabel KINASIH membuat sabun berbahan ramah lingkungan Sles, tidak mengandung soda api.

“Saya berharap teman-teman disabilitas ini semakin lebih maju, mandiri dan bisa berkarya semua,” harap Ninik ditengah peserta mendampingi pelatihan.

Ditambahkan Ninik, pelatihan yang diikuti oleh sebagian besar komunitas difabel ini tidak berhenti hanya selesai setelah pelatihan saja. Namun hasil-hasil yang didapat dari pelatihan dapat di up keluar dengan menggandeng kecamatan dan kelurahan untuk turut serta menjembatani dalam hal pemasarannya.

“Seperti yang sudah dilakukan oleh Komunitas difabel Gading Semar Pedurungan, untuk pemasaran secara kelompok selalu ditampilkan dalam kegiatan PTAP (Pelayanan Terpadu Akhir Pekan) yang dilaksanakan setiap awal bulan di setiap kecamatan,” imbuhnya.

Menurutnya, para pengurus yang tergabung dalam wadah komunitas difabel dapat membawa hasil-hasil produk disabilitas ke forum-forum pertemuan di kecamatan maupun kelurahan.

“Jadi hasil-hasil karya dari difabel ini ditawarkan ke forum-forum PKK dan forum-forum lainnya, dengan mempromosikan produk tersebut dari pada membeli produk diluar akan lebih baik jika dapat membantu para difabel dengan membeli hasil karyanya agar teman-teman disabilitas ini bisa eksis, bisa terus berproduksi, berkarya dan punya hasil yang tidak bergantung dengan siapapun,” pinta Ninik.

Adapun bahan baku yang dipergunakan untuk membuat sabun ini, dikatakan Ninik adalah dari Sles. Sles adalah merupakan turunan dari minyak sawit dan tidak berbahan soda api seperti bahan sabun pada umumnya dan tidak bersifat korosif.

“Kita buatkan pelatihan yang paling mudah dulu, dengan membuat sabun cuci berbahan Sles dan hanya tinggal menambah air bersih serta diaduk beberapa menit agar tercampur merata. Ada banyak produk sabun yang bisa dibuat, antara lain, sabun cuci baju, sabun cuci piring, pel serih, karbol dan sabun mandi. Tetapi untuk kali ini yang kita berikan sebatas untuk membuat sabun cuci baju,” kata Ninik.

Ditempat yang sama, Rhoma Ari Wibowo, Ketua KINASIH Candisari berharap, dengan diadakannya pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan komunitas difabel KINASIH ini dapat memberikan manfaat secara langsung kepada anggota KINASIH.

“Kita awali dengan pelatihan yang ringan dulu, yaitu dengan membuat sabun. Karena bahan-bahannya mudah didapatkan dan kita hanya tinggal meraciknya saja sehingga disabilitas tidak terlalu kesulitan untuk mendapatkan bahan-bahannya,” ungkap Rhoma.

Setelah mendapatkan pelatihan, diharapkan difabel dapat lebih mandiri dan bersemangat dalam berkarya guna menambah penghasilan keluarga serta dapat memenuhi kebutuhan hidup tanpa ketergantungan dari pihak lain.

Selain itu dengan melakukan kerja kelompok diharapkan komunitas difabel KINASIH dapat menjalankan roda organisasi dengan lebih baik dan tidak selalu mengharap bantuan dari pemerintah dalam setiap kegiatannya.

“Jadi setelah kegiatan seperti ini, nantinya kita bisa menjual kepada orang-orang terdekat kita, tetangga-tetangga terdekat kita, atau dalam forum-forum tertentu yang diadakan di kecamatan maupun kelurahan. Jadi intinya kita ada pemasukan dan tidak selalu mengharapkan bantuan dari pihak-pihak lainnya,” jelas Rhoma dengan semangat.

“Jadi harapannya, setelah kegiatan ini nanti juga akan ada kegiatan-kegiatan lain dalam bentuk usaha,” imbuhnya.

Disampaikan Rhoma, karena KINASIH baru 2 bulan terbentuk, maka untuk kegiatan-kegiatan atau program-program kedepan akan lebih difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang mempunyai nilai jual secara langsung. Dalam arti dijelaskan Rhoma, produk dibuat, langsung dapat dijual dan tidak harus menunggu berhari-hari sehingga hanya menumpuk stok produk yang dihasilkan.

“Kita akan coba membuat produk yang mempunyai nilai jual langsung. Misalnya dengan membuat masakan atau kue-kue atau sejenis jajanan ringan yang bisa kita bikin, kita kemas dan langsung bisa kita jual, tidak menunggu 2 hari, 3 hari baru terjual. Karena kalau prosesnya seperti itu uang yang masuk juga akan lama. Jadi hari ini kita bikin, langsung kita jual,” jelas Rhoma yang juga penyandang disabilitas yang dipercaya menakhodai komunitas difabel KINASIH Kec. Candisari.

Menyadari akan segala kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki oleh difabel, pihaknya berharap ada ruang dan perhatian dari pemerintah, baik kelurahan maupun kecamatan, minimal turut serta memasarkan hasil-hasil produk dari komunitas difabel dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh kelurahan dan kecamatan melalui kegiatan-kegiatan UMKM sehingga dapat membantu penyandang disabilitas yang selama ini merasa terpinggirkan dapat lebih percaya diri dan dihargai.

“Semoga kedepan akan terbentuk usaha-usaha UMKM disabilitas, agar disabilitas tidak tergantung kepada orang lain, bisa mandiri, bisa bekerja sendiri dan dapat menghasilkan uang sendiri, bisa maju,” pungkas Rhoma penuh harap.

Sebelumnya, dalam sambutan singkatnya membuka kegiatan pelatihan disabilitas, Kasi Kesos Kec. Candisari, Qori Anbariati, S.Sos mewakilli Camat Candisari, Cipta Nugraha, S.Sos. MAP, merasa bersyukur dengan terlaksananya kegiatan pelatihan bagi komunitas difabel KINASIH Kec. Candisari.

Dan dirinya berharap setelah kegiatan ini hendaknya dapat dipraktekkan dirumah atau di komunitasnya sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat baik secara pribadi maupun organisasi.

“Selamat mengikuti pelatihan, semoga berjalan dengan lancar, manfaat. Dan silahkan nanti hasilnya dibawa pulang untuk uji coba di rumah masing-masing dan dipraktekkan sendiri ilmu yang didapat dari pelatihan hari ini,” singkat Qori menyemangati peserta pelatihan. (had/red).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed