Foto : Simulasi bencana Gunung Merapi yang digelar Kodim 0705 Magelang bersama jajaran Polresta Magelang/BPBD/PMI/Dishub/Sarda/MDMC/Dinkes dan instansi terkait.(ft.hms).
METROPOS.ID || MAGELANG – Aktivitas Merapi meningkat. Aparat TNI/POLRI turun ke desa-desa wilayah lereng Merapi mengumumkan dan mengajak warga untuk segera mengungsi. Salah seorang ODGJ, warga desa Sumber lereng gunung Merapi terpaksa harus dibujuk aparat TNI/POLRI dan relawan MDMC untuk segera mengungsi. Sementara sejumlah warga yang sedang beraktifitas di sawah juga didatangi petugas Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk diajak mengungsi.
Setelah berada di titik kumpul Balai Desa Sumber, Kec. Dukun, para pengungsi ini diangkut menggunakan 5 kendaraan truk dari Kodim 0705/Magelang, Basarnas, BPBD MDMC dan Ambulance. Mereka dibawa ke tempat pengungsian sementara di lapangan Desa Dukun. Khusus pengungsi anak-anak dilakukan trauma hilling oleh petugas Kodim.
Selanjutnya setelah dilakukan pendataan, para pengungsi ini dibawa ke Tempat Evakuasi Akhir (TEA) di desa penyangga (sister village).
Ratusan pengungsi yang terdiri dari anak- anak sampai orang tua ini berasal dari 2 desa yakni Desa Dukun dan Keningar.
Kejadian tersebut bukan kejadian sebenarnya, tetapi merupakan skenario simulasi bencana Gunung Merapi yang digelar Kodim 0705 Magelang bersama jajaran Polresta/Magelang/BPBD/PMI/Dishub/Sarda/MDMC/Dinas Kesehatan (Dinkes) dan instansi terkait.
Simulasi dipusatkan di lapangan Desa Dukun, Kab. Magelang, Kamis (2/10/2025).
Menurut Dandim (Komandan Kodim) 0705/Magelang Letkol Inf Afrizal Rakhman, simulasi bencana alam ini sebagai upaya mitigasi agar kedepan tidak terjadi lonjakan korban dari masyarakat. Salah satu mitigasi itu adalah menyiapkan jalur-jalur evakuasi, koordinasi, dan lokasi pengungsian di desa penyangga (Sister Village).
“Ada beberapa titik jalur evakuasi yang sudah kita tentukan. Sehingga ke depan setelah kolaborasi ini siapa berbuat apa itu tidak bingung lagi. Jadi siapa berbuat apa langsung berjalan,” jelasnya.
Acara simulasi melibatkan ratusan orang warga dan Forkopimda Kab. Magelang serta instansi terkait.
Kepala pelaksana (Kalak) BPBD Kab. Magelang, Edi Wasono mengungkapkan simulasi ini berkaitan dengan aktivitas Gunung Merapi yang masih pada status siaga atau level 3 dengan aktivitas vulkanik yang masih terjadi.
”Kolaborasi Forkopimda ini bertujuan menghilangkan ego sektoral untuk kepentingan mengedukasi masyarakat agar sadar di KRB III tersebut. Selain itu, guna kesiapsiagaan mengantisipasi korban, agar di kemudian hari apabila terjadi hal yang tidak diinginkan Forkopimda dan seluruh sektor bisa melaksanakan dengan baik,” pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut Kodim juga menyerahkan bantuan sosial berupa beras kepada warga masyarakat lereng Merapi.
Hingga saat ini aktivitas Gunung Merapi masih pada status siaga. Guguran vulkanik dan awan panas masih sering terjadi dengan jarak luncur sekitar 1000-2000 meter. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan mentaati arahan pemerintah jika sewaktu-waktu terjadi bencana.(mit/red).
Komentar