Panglima TNI dalam sambutannya menyebutkan bahwa ada 2 cara untuk menelusuri kasus C -19, yaitu degan cara digital yang berdasar pada Tracer Digital merupakan metode tracing jarak jauh melalui perangkat telekomunikasi seperti melakukan wawancara melalui WhatsApp (WA) atau telepon dengan beberapa pertanyaan yang telah disiapkan, namun bila ada kendala maka tenaga Tracer Lapangan akan bergerak menuju sasaran yaitu masyarakat yang dikonfirmasi masuk pada tracing kontak erat.
“Permasalahannyaa tidak mudah harus mencari satu persatu masyarakat yang disinyalir terpapar C -19,” sebutnya.
Panglima TNI juga menambahkan perlu diketahui standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengharuskan bahwa rasio perbandingan adalah 1 banding 30 yang artinya jika satu terkena maka harus mencari yang 30 lainnya yang kemungkinan terpapar. Namun saat ini untuk pelaksanaannya masih kurang dari 30 dan masih 1 berbanding 15 dengan kategori zona kuning dan hijau.
“Siang hari ini saya ingin melihat secara langsung bagaimana yang saudara – saudara lakukan untuk ditularkan ke wilayah lain atas keberhasilan dalam melaksanakan Tracing kontak erat yang dipersyaratkan oleh WHO,” paparnya.
Sebagai penutup Panglima TNI juga berterimakasih kepada tenaga Tracer termasuk di dalamnya TNI-Polri serta seluruh masyarakat yang terlibat dan selanjutnya Panglima TNI beserta rombongan menuju Puskesmas Berbah guna meninjau penerapan aplikasi Si Lacak (Tracer Digital) C -19.
Turut hadir dalam kegitan tersebut Danrem 072/ Pmk Brigjen TNI Ibnu Bintang Setiawan, Wakapendam IV/Diponegoro Letkol Inf Muchlis Gasim, S.H., M.Si., Dandim 0732/Slm Letkol Inf. Arief Wicaksana.SH M.Han. dan Waka Polres Sleman Kompol M. Kasim Akbar Bantilan, S.I.K., M.M. (@wg/Pendam IV/Dip/Red).
Komentar