METROPOS.ID, KAB. PEKALONGAN – Puluhan orang dilaporkan menjadi korban pembobolan ATM bermodus skimming di Kab. Pekalongan. Para korban skimming ATM itu merupakan nasabah sebuah bank BUMN.
Saat dimintai konfirmasi, Kapolres Pekalongan AKBP Aris Tri Yunarko, membenarkan adanya laporan pembobolan ATM bermodus skimming tersebut. Pihaknya hingga saat ini telah menerima laporan dari puluhan warga yang mengaku sebagai korban.
“Terkait tersebut, kita masih dalam penyelidikan, ada beberapa korban yang juga kita mintai keterangan. Dan pihak bank dan ahli IT bank tersebut juga sudah dimintai keterangan,” kata Aris Tri Yunarko saat ditemui awak media di sela acara pembagian masker di Pekalongan, Kamis (10/9/2020).
“Yang melapor sudah sekitar 20-an ya. Ya ada (korban) dari anggota juga. Lokasinya, belum masih dalam penyelidikan,” sambungnya.
Menurutnya, saat ini polisi bekerja sama dengan tim IT dari pihak bank yang bersangkutan untuk mengungkap di mana saja lokasi ATM yang dipasang alat skimming.
Sementara itu, salah satu korban yakni Casmona (44) warga Ds. Nyamuk, Kec. Kajen. Dia mengaku baru mengetahui menjadi korban skimming pada Senin (7/9/2020) sekitar pukul 17.34 WIB.
“Saya di rumah. Saya lihat HP ada pesan singkat notifikasi dari BRI jam 17.34 WIB, ada pemberitahuan penarikan tunai sebesar Rp 2,5 juta. Saya kaget,” tutur Casmona.
Casmona curiga dan langsung mengecek apakah kartu ATM dan buku tabungannya hilang atau tidak.
“Saya cek kartu ATM dan buku tabungan masih ada di tas. Karena penasaran, saya cek saldo dan ternyata saldo memang berkurang Rp 2,5 juta,” imbuhnya.
Casmona pun baru mengetahui menjadi korban pembobolan bermodus skimming, setelah menceritakan kejadian tersebut ke salah seorang tenaga yang bekerja di bank.
“Saya waktu itu bingung kan, (terus) saya tanya teman saya yang kerja di BRI. Terus teman saya mengatakan itu kejahatan skimming, terus saya searching di internet, ternyata skimming itu kejahatan mengenai duplikasi kartu ATM, melalui mesin ATM yang dipasangin alat,” jelas Casmona.
Kemudian Selasa (8/9/2020/ pagi, dirinya langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak bank. Saat itu, dia mendapat informasi bahwa ada puluhan nasabah lain yang juga melaporkan hal yang sama.
“Pagi harinya (Selasa, 8/9/2020), saya ke BRI. Sudah ada 20 orang yang lapor ke BRI. Mereka sama-sama kehilangan uang ada yang Rp 10 juta ada yang Rp 6 juta,” kata Casmona.
Dia mengaku sebelumnya pernah transaksi di ATM depan Polres Pekalongan, Jalan Rinjani, pada Senin (31/8/2020).
“Terakhir kali transaksi tanggal 31 Agustus. Di ATM dekat Polres. Rata-Rata di situ dan ATM dekat Polsek Kajen,” jelasnya.
Casmono menambahkan, temannya juga menjadi korban. Tabungannya terkuras Rp 6,9 juta.
“Kalau teman saya, dia tidak pakai SMS banking. Jadi saya suruh cek ternyata sudah habis. Dari cetak transaksi, dilakukan tiga kali penarikan,” ujarnya.
“Cuman disisain saldo Rp 140 ribuan. Dia transaksi terakhir di BRI Polsek (Kajen),” imbuhnya.
Pihak BRI juga angkat bicara soal kasus skimming ATM di Pekalongan tersebut. Saat dimintai konfirmasi, Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto, mengatakan BRI saat ini sedang melakukan investigasi mengenai kejadian tersebut.
“Apabila terbukti merupakan tindak kejahatan perbankan skimming, BRI akan bertanggung jawab atas kerugian nasabah dan menyelesaikan hal tersebut,” kata Gunarto dalam keterangan tertulisnya.
“Bank BRI mengimbau nasabah untuk senantiasa menjaga kerahasiaan data pribadi nasabah kepada pihak manapun dan menegaskan bahwa BRI tidak pernah meminta PIN ATM maupun password kepada nasabah,” terangnya. (Mit/Red).
Komentar