oleh

Dialog Kebangsaan, FKAM Bahas Hilangnya Toleransi dan Keadilan

Dialog kebangsaan FKAM bertema Membangun Peradaban Kemanusiaan yang Adil dan Bertoleransi menghadirkan tokoh, ulama, dan umara dari Kota Surakarta (foto Naura)

METROPOS.ID, SUKOHARJO- Sempat tertunda akibat pandemi Covid-19, Forum Komunikasi Aktivis Masjid (FKAM) kembali menggelar dialog kebangsaan bertema Membangun Peradaban Kemanusiaan yang Adil dan Bertoleransi. Kegiatan rutin ini menginjak penyelenggaraan ke-9.

Ketua Umum DPP FKAM, Umair Khodimul Aziz menyampaikan, dialog kebangsaan digelar merupakan bagian dari pergerakan FKAM dalam dunia dakwah dan kemanusiaan. Selain itu juga untuk menunjukkan bahwa FKAM lekat dengan literasi.

Sedikitnya ada 3 narasumberr dalam dialog kali ini, yakni Gus Musta’in Nasoha (Ketua LBM NU Surakarta), Abdul Aziz Ahmad (Ketua FKUB Surakarta), dan Prof.Dr. Absori (Guru Besar Fakultas Hukum UMS) dengan moderator Mulyanto Abdullah Khoir (Sekjen DSKS).

“Kami sering melakukan dialog-dialog, bedah buku. Dan menerima tantangan serta pemikiran elemen-elemen umat Islam yang lain. Jadi hari ini kami mengadakan dialog kebangsaan yang ke 9,” kata Umair disela acara dialog di Syariah Hotel, Kartasura, Sukoharjo, Senin (12/4/2021).

Alasan pemilihan tema dialog disebut, karena saat ini menurutnya perilaku toleransi dan keadilan sudah mulai hilang. Oleh karenanya melalui dialog kebangsaan ini, 2 hal itu dibahas sebagai bahan pemikiran untuk mencari rumusan penyelesaian.

“Ini membuat kita harus bersama memikirkan, merumuskan kebijakan-kebijakan kedepan bersama pemerintah, ulama, umara, dan civitas akademika, tentang apa yang harus dilakukan agar kondisi negara ini lebih baik kedepannya,” ujarnya.

Diharapkan dengan adanya dialog kebangsaan seperti ini, kedepan akan muncul kesamaan pandangan dan pemahaman yang lurus dan benar dari semua pihak, baik pemerintah dan masyarakat terkait masalah keadilan dan toleransi. Pandangan yang lurus akan berdampak pada sikap.

“Dan sikap itu kalau berkumpul jadi satu akan menjadi peradaban. Oleh karena itu, kami (FKAM) mencoba berkontribusi untuk bangsa ini. Kami mendukung penuh pemerintah dalam menciptakan kesejukan dan kerukunan antar umat beragama,” tegasnya.

Ditambahkan, sebagai organisasi yang bergerak dalam misi besar, yakni dakwah dan kemanusiaan, FKAM dalam masalah dakwah ingin ikut berkontribusi dalam literasi – literasi melalui dukungan tokoh, ulama dan umara.

“Dengan mentransfer literasi ini diharapkan bisa meluruskan pemahaman masyarakat secara umum, karena dengan pemahaman yang salah itu sering kali menular. Maka kita harus menguatkan narasi (pemahaman) ini agar tidak menyimpang,” ucapnya.

Menyinggung misi kemanusiaan, Umair menyampaikan, FKAM sampai sekarang terus berupaya membangun hubungan dengan masyarakat untuk memberikan bantuan, seperti tanggap bencana dan beberapa lainnya.

“Itu semua sebenarnya mendukung program pemerintah. Jadi masyarakat ini selain dibantu oleh pemerintah, maka ketika ada elemen masyarakat lain memberi bantuan, maka sedikit demi sedikit juga akan muncul narasi baik terkait ketidakadilan dan toleransi,” tandasnya. (Naura/Red).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed