Salah satu kesenian yang ditampilkan dalam acara tersebut (Foto HWU)
Acara ini mengambil tempat di pelataran candi gedong songo. Berbagai pertunjukan ditampilkan untuk memeriahkan suasana sekaligus memperkenalkan budaya kepada pengunjung.
Kesenian yang ditampilkan berupa kesenian lokal yang ada di Kab. Semarang dan sekitarnya.
Pelaksanaan Srawung Gunung ini bertujuan untuk mendorong budaya lokal untuk hidup dan menjadi penghidupan bagi pelakunya-artis dan seniman. Kebudayaan lokal dengan bakat yang didukung dengan pengetahuan akan mampu menghidupi para pelakunya.
Untuk mendorong itu panitia menggandeng Bupati Semarang, Dinas Pariwisata Kab. Semarang dan pamangku adat.
Kesenian yang dipentaskan di acara Srawung Gunung, kidungan, jembrengan batik, gamelan, tembang dolanan dari SD Sendangmulyo 04 Semarang, tari tradisional mbok jamu, gedruk ratu Buto dan flahsmob para peserta.
Untuk diskusi interaktif dimoderatori Puspita dan narasumber I Ketut Sandika (Penulis buku Tantra ilmu kuno nusantara) Henry Stephen (penulis, dosen filsafat dan religius) di akhiri dengan kirab sesaji.
Kemeriahan acara Srawung Gunung diadakan sejak pagi hingga siang hari dengan berbagai atraksi mulai dari tari, batik asli Ambarawa, gamelan.
Srawung Gunung diharap mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Candi Gedong Songo dan masyarakat sekitar dapat dimanfaatkan. Dengan kunjungan masyarakat sekitar harus kreatif dan tidak melupakan kesenian daerah yang dapat menambah khazanah kebudayaan daerah.
Bagi pengunjung dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tidak hanya pada hal pengetahuan pra sejarah saja tetapi juga pengetahuan tentang budaya lokal yang hidup dan berkembang di sekitar gedong songo. (HWU/Red)
Komentar