DPR RI Evita Nur Shanty saat menyampaikan sosialisasi kenudahan investasi Batam di Hotel Luwang Indah Pati, (Selasa 14/112023).
METROPOS.ID || Pati – Anggota Komisi VI DPR RI Dr Evita Nursanty, mengapresiasi peningkatan ekspor dan investasi di Batam. Dia berharap kota yang berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia ini, menjadi tujuan investasi berdaya saing tinggi di kawasan Asia-Pasifik.
Hal itu disampaikan Evita saat melakukan sosialisasi kemudahan investasi di Batam, bertajuk Membangun Semangat Ekspor Untuk Peningkatan Ekonomi Nasional yang berlangsung di Hotel Luwang Indah Tayu, Kab. Pati, Jawa Tengah, Selasa (14/11/2023).
Dari data BPS yang disajikan Evita Nursanty, secara kumulatif dari Januari – Agustus 2023, surplus neraca perdagangan mencapai USD 24,34 miliar.
Dengan demikian, Indonesia telah mengalami surplus perdagangan selama 40 bulan berturut-turut, di tengah risiko global yang masih tinggi karena adanya penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi dunia.
Khusus Kota Batam, politisi PDI Perjuangan ini mengaku perlu mengapresiasi bahwa Kota Batam menyumbangkan hampir 76 persen kegiatan ekspor di Provinsi Kepri sepanjang bulan Mei 2023 lalu.
“Nilai ekspor Kota Batam pada bulan Mei mencapai USD 1.197,62 juta atau naik sebesar 4,33 persen dibandingkan pencapaian pada bulan sebelumnya. Angka tersebut lebih dominan dibandingkan Kab/Kota lainnya dari total ekspor se-Kepri yang mencatatkan nilai sebesar Rp USD 1.585,14 juta,” ungkapnya.
Terjadinya peningkatan ekspor, dimungkinkan karena Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) terus berupaya mempercepat pengembangan dan peningkatan infrastruktur pendukung yang ada, khususnya Pelabuhan Batu Ampar, serta pengembangan Batam sebagai kota modern.
Mereka berkomitmen untuk melakukan pengembangan dan modernisasi pelabuhan agar kegiatan ekspor bisa maksimal. Demikian juga dari sisi investasi, Data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM), investasi asing di Kota Batam naik 48,5 persen atau sebesar lebih kurang 11,34 triliun rupiah dengan jumlah 1.738 proyek.
BKPM juga mencatat, ada 5 negara dengan kontribusi terbesar yakni Singapura, Perancis, Jerman, Taiwan, dan Hongkong. Dari realisasi Penanaman Modal Asing di Provinsi Kepri, menurut catatan BKPM, Batam sukses menyumbang persentase cukup besar sebanyak 79,97 persen.
“Saya sangat mengapresiasi perkembangan ini, baik dari sisi ekspor maupun investasi ini. Saya juga mendukung upaya-upaya yang tidak henti yang terus dilakukan dalam rangka meningkatkan infrastruktur jalan, bandara, pelabuhan, dengan harapan mampu meningkatkan volume barang yang keluar masuk melalui Batam dan mengurangi biaya logistik, agar Batam memiliki daya saing tinggi dan tumbuh menjadi hub logistik yang andal, sesuai dengan permintaan pasar global,” terangnya.
Menurutnya, ada banyak alasan kenapa harus berinvestasi di Batam. Diantaranya tidak dikenakan biaya pajak impor/ekspor, tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), tidak dikenakan Pajak Barang Mewah hingga investasi yang kompetitif dengan biaya operasional yang efisien, dan lainnya.
Kepada BP Batam Evita berharap untuk terus meningkatkan pencapaian yang ada sehingga Kota Batam sebagai kota pertumbuhan ekonomi lebih tinggi daripada rata-rata nasional, dapat terus berkembang sebagai kota yang memiliki daya saing tinggi dan tumbuh menjadi hub logistik yang andal, sesuai dengan permintaan pasar global.
Isu soal daya saing ini sangat penting mengingat ketatnya persaingan antar negara maupun antar destinasi investasi secara global akhir-akhir ini. (Red)
Komentar