METROPOS.id, Pekalongan – Badriyah (57) warga Dukuh Sontel, RT 02 RW 08, Desa Legokkalong, Kecamatan Karanganyar, yang mengalami sakit perut ini, dan saat berobat kerumah sakit di tolak. Padahal pihak keluarga sudah meminta kepada pihak rumah sakit untuk merawatnya.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, penolakan terjadi pada Jumat (5/10/2019), sekitar pukul 13.00 Saat itu, Badriyah mengalami sakit perut akut di rumahnya. Kemudian kedua anaknya Titik (27) dan Beni Andani (20) tidak tega melihat ibunya kesakitan. Lalu mereka membawanya ke RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan untuk mendapatkan perawatan.
“Ibu yang mengalami kesakitan sambil memegangi perutnya, lalu saya dan adik bertiga boncengan menggunakan sepeda motor menuju rumah sakit, Sesampainya di rumah sakit, ibu tidak mendapatkan penanganan hampir satu jam baru mendapatkan penanganan. Setelah dicek dan diperiksa petugas rumah sakit. Petugas rumah sakit meminta tidak usah dirawat. Saya disuruh membayar obat di bagian kasir. Padahal saya dari awal sudah bilang ke petugas kalau saya menggunakan BPJS. Tetap saja, saya disuruh bayar obat di kasir,” kata Titik saat ditemui awak media di rumahnya, Senin, (7/10/2019).
Setelah membayar obat suntik ia pun kembali protes ke petugas, karena melihat ibunya tetap kesakitan. Dan Titik sempat memohon kepada petugas agar ibunya dirawat inap supaya sembuh. Namun tidak di gubris, petugas meminta kepada Titik untuk tetap membawa pulang ibunya dengan alasan kondisi normal.
“Saat saya meminta ibu dirawat, petugas menyarankan tetap rawat jalan dan malah ditambahi suntikan sehingga ada tiga kali suntikan. Bahkan dari petugas meminta kalau ingin dirawat suruh mencari rumah sakit lain,” ungkapnya.
Kemudian, ia bersama adiknya terpaksa membawa pulang ibunya menggunakan motor dan harus membayar semua biaya di rumah sakit tanpa menggunakan BPJS. Titik mengungkapkan, sekitar pukul 15.00 WIB tiba di rumah, ibunya tetap mengeluh kesakitan.
Dirinya pun berusaha memberikan makan dan meminumkan obat, namun obat yang diminum ibunya tetap dimuntahkan. Sekitar pukul 23.30 WIB, ibunya kritis tidak bisa apa-apa.Dan dia berusaha membawa lagi ke rumah sakit dengan diantarkan mobil milik tetangganya. Namun setelah berada di Ruang ICU RSUD Kajen, ibu dinyatakan sudah meninggal.
“Saya kecewa dan sedih karena ibu saya dari siang sudah dibawa ke rumah sakit, tapi oleh petugas katanya normal semua,” ucap Titik sambil mengusap air matanya.
Direktur RSUD Kajen, Amrozi Taufik membantah pihak rumah sakit menolak BPJS pasien yang meninggal dunia gara-gara dugaan diterlantarkan.
Menurutnya, manajemen rumah sakit tidak pernah melakukan penolakan terhadap pasien yang bernama Badriyah.
“Tidak ditolak. Data yang saya dapatkan dari teman rumah sakit, pasien datang jam 13.00 WIB. Setelah diperiksa oleh dokter jaga IGD, tanda vital normal dan kadar gula normal,” kata Direktur RSUD Kajen Amrozi Taufik yang dihubungi media.
Amrozi juga menjelaskan karena tidak ada Indikasi untuk rawat inap, oleh dokter jaga dipersilahkan pulang setelah mendapatkan pengobatan sesuai indikasinya.
“Kemudian, pasien datang lagi pada hari Sabtu dini hari, (5/10/2019) sekitar pukul 01.00 WIB, sudah dalam keadaan meninggal dunia, dan untuk lebih lengkap kronologinya, rencananya besok keluarga pasien akan datang ke rumah sakit,” jelasnya. (Mit/Red).
Komentar